Kamis, 25 April 2013

ELEKTROFISIOLOGI SEL-SEL OTOT JANTUNG

Aktifitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion melalui membran tersebut. Dengan masuknya ion-ion ini, maka muatan listrik sepanjang membran mengalami perubahan yang relatif.

Terdapat 3 ion yang mempunyai fungsi penting dalam elektrofisiologi sel yaitu : K+, Na+, dan Ca+.

Kalium lebih banyak terdapat dalam sel, sedangkan Natrium dan Kalsium diluar. Perpindahan ion Khlor juga terjadi pada sel-sel otot jantung. Dalam keadaan istirahat sel-sel otot jantung mempunyai muatan positif dibagian luar sel dan muatan negatif dibagian dalam sel. Ini dapat dibuktikan dengan Galvanometer. Perbedaan muatan antara bagian luar dan bagian dalam sel disebut resting membrane potential. Bila sel dirangsang akan terjadi perubahan muatan. Didalam sel menjadi positif sedangkan diluar sel menjadi negatif. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan disebut depolarisasi. Selanjutnya sel berusaha kembali pada keadaan semula, proses ini dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut dinamakan aksi potensial. Aksi potensial tersebut dapat disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanik, dan termis.
Penyebab-penyebab tersebut diatas akan mengakibatkan perubahan permeabilitas membran terhadap ion-ion.

Aksi potensial dibagi atas lima fase sesuai dengan elektrofisiologi yang terjadi, yaitu:

1. Fase Istirahat - Fase 4
Pada keadaan istirahat bagian luar sel jantung bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Sel tersebut kemudian mengalami polarisasi. Dalam keadaan polarisasi, membran sel lebih permeabel terhadap K+ daripada Na+ sehingga sebagian kecil K+ merembes keluar sel. Dengan hilangnya K+ maka bagian dalam sel menjadi relatif negatif.

2. Fase Depolarisasi Cepat - Fase 0
Depolarisasi sel disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas membran terhadap Na+ sehingga Na+ mengalir dari luar masuk ke dalam sel dengan cepat. Akibatnya muatan di dalam sel menjadi positif sedangkan diluar sel menjadi negatif.

3. Fase Polarisasi Parsial - Fase 1
Segera setelah terjadi depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat masuknya Cl- ke dalam sel, sehingga muatan positif di dalam sel menjadi berkurang.

4. Fase Plato (keadaan stabil 1) - Fase 2
Fase 1 diikuti keadaan stabil yang agak lama, sesuai dengan masa refrakter absolut dari miokard. Selama fase ini tidak ada perubahan muatan listrik. Terdapat keseimbangan antara ion positif yang masuk dan keluar. Yang menyebabkan fase plato ini adalah masuknya Ca++ dan Na+ ke dalam sel secara perlahan-lahan, yang diimbangi dengan keluarnya K+ dari dalam sel.

5. Fase Repolarisasi cepat - Fase 3
Pada fase ini muatan Ca+ dan Na+ secara berangsur-angsur tidak mengalir lagi, dan permeabilitas terhadap K+ sangat meningkat sehingga K+ keluar dari sel dengan cepat. akibatnya muatan positif didalam sel menjadi sangat berkurang, sehingga pada akhirnya muatan di dalam sel menjadi relatif negatif dan muatan diluar sel menjadi relatif positif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar